Pantai Kaliantan adalah salah satu pantai perawan yang
terletak di bagian selatan pulau Lombok. Pantai yang membentang dengan lekukan
dan gundukan bukit karang yang berwarna kuning keemasan berjarak sekitar lima
puluhan meter antara karang satu denga kararng yang lainnya, sehingga di saat
moment Sunset akan semakin terlihat bercahaya emas, dengan pasirnya yang
mengkilat putih bertekstur seperti butiran merica yang sangat unik. Kemudian
ombaknya yang tenang dan kondisi pantai yang masih sunyi karena jauh dari
keramaian dan terumbu karangnya yang masih terjaga kelestariannya, sehingga
sangat banyak aktivitas yang kita lakukan, yaitu dengan berenang dan
snorkeling, atau hanya berjalan jalan di pasirnya sambil mendapatkan refleksi
dari butiran pasirnya sambil menikmati hamparan padang rumput yang membentang
di sekitar pantai.
Di salah satu spot di kawasan pantai ini terdapat sebuah patahan
yang oleh penduduk setempat di sebut Pemegat Nyawe. Pemegat Nyawe berarti
pemutus Nyawa, karena di tempat ini sering terjadi kecelakaan yang
mengakibtakan kematian di jaman dahulu. Di mana di lokasi ini banyak terdapat
beraneka ragam ikan sehingga di jadikan spot untuk memancing oleh para nelayan
sekitar karena lokasinya merupakan selat yang mempunyai perariran yang dalam.
Di area pemegat Nyawe ini juga terdapat sebuah patahan bukit yang di percaya
oleh masyrakat sekitar memiliki pantangan untuk para penggembala, karena setiap
penggembala menggemabalakan ternaknya di tempat ini , maka gembalaannya tidak
akan kembali, alias hilang tanpa sebab yang jelas.
Kemudian sekitar setengah jam menyusuri kaliantan kita akan
dapat menemukan sebuah bukit lain yang di sebut bukit Ujung Emas, yang mana
dari bukit ini kita akan dapat melihat sebuah danau yang terletak di tenga
pemukiman warga yang bentuk bangunannya yang masih tradisional khas Lombok.
Danau itu di kenal dengan nama Danau Bedah , ada juga yang menyebutnya dengan
danau Tampah Bolek Embung. Kejernihan airnya di manfaatkan oleh penduduk
sekitar untuk memenuhi kebutuhan sehari hari mereka, karena tidak pernah kering
walo di musim kemarau.
No comments:
Post a Comment